Akang Sablon sebagai UKM yang mengkhususkan pada usaha sablon kaos selama masa pandemi covid-19 mengalami kelesuan karena minimnya jumlah pesanan. Sang anak yang juga mahasiswa Manajemen Pendidikan UM juga tak mampu menggerakkan usaha sesuai harapan. Akang Sablon mati suri dan tak mampu bersaing. Berdasarkan diskusi dengan sang anak akhirnya diketahui permasalahan utama Akang Sablon adalah daya saing. Produk Akang Sablon tidak memiliki kekhasan, sablonnya kurang berkualitas, dan kain kaosnya pun kurang bagus karena ditentukan budget yang dimiliki pemesan. Berdasarkan dari permasalahan tersebut, tim pengabdian yang terdiri dari Dr. Azizatuz Zahro, S.Pd,  M.Pd, Andika Bagus N.R.P, S.Pd, M.Pd, Dra. Hj. E.W. Suprihatin D.P., M.Pd, Mochammad Zidan Ramadhan, dan Nanda Laily Qomariyah memberikan solusi pengembangan Akang Sablon yang pertama adalah membranding produknya dengan cita rasa Kediri seperti varietas tanaman lokal khas Kediri, mangga podang, nanas ungu yang hanya dapat ditemukan di Kediri. Kedua, penguatan kompetensi SDM dilakukan memberi pendampingan dan pelatihan tentang disain dan teknik sablon. Ketiga, dilakukan dengan penyediaan bahan baku produksi agar Akang Sablon dapat berproduksi tanpa menunggu pesanan. Solusi keempat adalah adaptasi terhadap model-model pemasaran baru di era revolusi industry dan upaya penguatan jejaring harus mereka kuasai. Untuk keperluan dilakukan digitalisasi produk, penguasaan E-commerce dan pembuatan jejaring, termasuk dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri harus dilakukan.

Pengurusan izin usaha juga dilakukan agar UKM Akang Sablon dapat leluasa melakukan aktivitas usaha dan melakukan promosi melalui media sosial. Izin usaha juga diawali dengan penetapan nama UKM yang sekaligus menjadi merk produk. Nama yang dipilih adalah Jayati Clothes. Jayati merupakan semboyan Kediri di masa lampau yang bermakna Jaya. Perubahan nama ini dilakukan dnegan pertimbangan estetika, kesesuaian dengan jenis dan branding produk, dan pasar yang lebih luas.