Saat ini terdapat sekitar 54 pedagang (kaki lima) “nasi lalapan” yang berjualan di sekitar kampus Universitas Negeri Malang, dan 32 pedagang yang berjualan dari mulai sore hari (jam 17.00) sampai malam hari. Usaha ini cukup diminati dan tidak pernah sepi dari pengunjung khususnya konsumen mahasiswa dan masyarakat kota Malang. Namun, ada beberapa kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh para pedagang pada umumnya yaitu : 1) Sudah mulai menggunakan minyak goreng bekas di awal penggorengan karena terkait dengan daya beli dan harga jual, penggoregan dilakukan sampai minyak goreng berwarna hitam, 2) walaupun di awal menggunakan minyak goreng baru, namun jika minyak sudah berkurang volumenya setelah berulang kali digunakan, minyak goreng bekas tidak dibuang dan diganti dengan yang baru, tetapi minyak baru ditambahkan ke dalam minyak yang sudah berulang kali dipakai, dan rata rata pengulangan minyak goreng sampai 20 – 30 kali penggorengan. Jika hal ini terus berlanjut maka akan sangat membahayakan konsumen. Untuk itu, tim pengabdian yang terdiri dari para dosen Universitas Negeri Malang berupaya untuk memberikan solusi dengan cara Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi pada pedagang kaki lima tentang bagaimana mengolah makanan secara sehat dengan metode CPMB dan arang aktif. Kegiatan ini dilakukan di lingkungan luar kampus UM yaitu area pedagang kaki lima yang tersebar di lingkar kampus UM.
Kegiatan pengbdian dilakukan dengan cara 1) memberikan edukasi kepada para pedagang kaki lima tentang cara pengolah ayam goreng yang sehat berdasarkan konsep CPMB (Cara Pengolahan Makanan yang Baik) dari mulai pemilihan bahan sampai dengan makanan tersaji di konsumen termasuk kemasan, b) memberikan penjelasan kepada produsen tentang bahaya penggunaan minyak berulang , dan c) memberikan penjelasan kepada produsen tentang penggunaan arang aktif untuk mengurangi zat-zat berbahaya pada minyak jelantah.
Pemberian edukasi ini didukung dengan tayangan video dan buku panduan agar dapat mudah dipahami dan termotivasi untuk melakukan perubahan perilaku dalam pengolahan makanan yang sehat dan aman. Tahap terakhir memberikan pendampingan kepada para pedagang ayam lalapan ke tempat penjualan tentang hygiene sanitasi dan penggunaan arang aktif.