Kampung Sanan ditetapkan sebagai Sentra Industri Keripik Tempe berbasis industri kecil rumah tangga, para perajin yang berjumlah 637 orang tersebut, tergabung dalam Paguyuban Sentra Produksi Tempe dan Keripik Tempe Sanan Malang. Kampung Sanan merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Kota Malang, namun belum memiliki keunikan yang khas yang berciri budaya potensi lokal, dalam hal ini adalah atraksi wisata yang disajikan sebagaimana lazimnya di wilayah lain seperti misalnya Bali. Adanya kesenjangan ini menjadi pendorong bagi tim PKM untuk menciptakan koreografi baru dengan judul Tari Oglek Tempe. Tari Oglek Tempe merupakan sebuah karya tari penyambutan yang sebelumnya belum ada. Dapat dikatakan adalah koreografi baru yang orisinal yang disusun oleh tim dosen PKM dan mahasiswa PSTM serta alumni.

Tari penyambutan ini akan diterapkan sebagai tari pembuka prosesi penyambutan wisatawan yang berkunjung dan menjadi penciri tour guide Kampung Sanan. Proses koreografi dilakukan oleh tim UM dalam penyusunan tari Oglek Tempe, dari saat awal sampai terbentuk tari. Tim pelaksana melibatkan alumni tari dan juga musik, dengan tahapan merujuk pada proses koreografi sebagaimana teori Soemandyo Hadi, Y, di awali tahap eksplorasi (pencarian ide garap, ide garap, judul tari, bentuk gerak, tata kostum, tata iringan, pola lantai, desain dramatik; improvisasi (pencarian gerak, pencatatan gerak seluruh anggota badan), pembentukan (menetapkan pola lantai, arah hadap, level, desain dramatik, jenis property) sesuai rekomendasi.

Setelah terbentuk tarian lengkap dengan iringannya, dilakukanlah pelatihan. MenerapkanĀ metode demonstrasi dimana tim UM secara langsung memberikan contoh tari kepada peserta. Sedangkan metode pengayaan, diterapkan sebagai solusi masa pandemik, dengan cara memfasilitasinya melalui rekaman video tari yang dapat dipelajari melalui HP android dan juga memberikan dana pulsa pada peserta.