Perkembangan wisata halal mengalami perkembangan pesat termasuk di Indonesia yang ditunjukan dengan masifitas halalifikasi dari produk, pelayanan, fasilitas hingga lingkungan. Jumlah Produk halal khususnya warung makan berlabel halal terus berkembang dengan jumlah yang terus meningkat dan banyak dicari oleh wisatawan. Di sisi yang lain muncul antithesis label “halal” sebagai bentuk resistensi yang dikenal dengan “sukla”. Oleh karena itu Tim Dosen melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk tidak hanya menggali tentang resistensi dengan kontestasi politik identitasnya yang mengemuka tetapi juga melakukan pemetaan berbasis keruangan tempat makan (kuliner) wisata halal dan sukla di daearah yang memiliki destinasi terbanyak di provinsi Bali yaitu kota Denpasar sekaligus di daerah yang didominasi oleh agama Hindu dan merupakan ibukota Provinsi. Pertumbuhan tempat makan yang tersegmentasi (halal dan sukla/non halal) ini terus tumbuh seiring dengan citra destinasi wisata di Bali dan menjadi elemen penting meski bukan yang utama dalam pengembangan wisata.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan mengawali desain peneltiiandengan pengembangan kuantitatif berbasis survey ground based research. Selanjutnya data temuan tersebut dilakukan abstraksi dan kategorisasi dijelaskan untuk lebih mendalam menggunakan penelitian kualitatif. Pasca data dikumpulkan, dilakukan pengembangan desain pemetaan berbasis keruangan halal vs sukla melalui research and development yang diadaptasi dari pemikiran Walter Dick dan Lou Carey dengan 10 tahapan yang dilalui. Pemetaan spasial sekaligus sosial berbasis halal dan sukla ini urgent dilakukan karena masih terbatasnya panduan tempat makan halal utamanya di Bali khususnya di kota Denpasar. Wisatawan memiliki banyak informasi sekaligus panduan tempat wisata, namun nir informasi dalam panduan peta khusus kuliner Halal-Sukla

Pelaksanaan terjun lapangan ini terdari dari kegiatan observasi, wawancara dan juga pemetaan tempat makan di Di denpasar. Hal ini dimanfaatkan untuk melihat pola persebaran warung dengan label halal dan sukla dan juga berkaitan dengan masyarakat muslim serta hindu yang berempat tinggal di Denpasar tersebut. Untuk bisa memetakan dan membuat panduan panduan tempat makan halal utamanya di Bali khususnya di kota Denpasar,sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan kepada turis dan wisatawan.