VILA (Virtual Interactive Learning Animation) merupakan kombinasi antara materi pelajaran dengan  ditambahkan unsur animasi dan interaksi yang disajikan ke dalam dunia virtual.  Perangkat keras yang dibutuhkan adalah laptop sebagai pengolah data utama dan LCD  proyektor untuk menampilkan VILA di kelas. Subjek pelatihan adalah guru-guru di SD Sukodadi Malang, baik yang tetap maupun honorer. Kegiatan ini dilakukan karena siswa kelas V SD Sukodadi  Malang terkendala belajar sejarah karena metode mengajar yang kurang bervariasi. Selain itu metode mengajar yang diterapkan guru dan buku sejarah tidak cukup memotivasi  proses belajar siswa dan kurang memberikan gambaran nyata bagi proses berpikir mereka. Penggunaan TIK dalam kegiatan  pembelajaran di kelas belum ada sama sekali. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan  guru dalam menguasai TIK.

Strategi penyederhanaan media berbasis  VILA ini dilakukan dengan cara memilih penggunaan perangkat lunak yang sudah biasa  digunakan oleh guru seperti Powerpoint dan perangkat lunak yang sifatnya otomatis dan  praktis, sehingga bisa langsung dipakai oleh orang awam. Selain itu,kegiatan ini juga  memberikan database asset desain (template presentasi, desain karakter, desain properti, dll)  terhadap guru agar mereka tidak direpotkan dengan proses mendesain dan menggambar karena pada dasarnya hal inilah yang membuat lama. Jadi dengan begitu guru bisa fokus pada  materi dan aspek pembelajaran di kelas menggunakan TIK. Terdapat 4 tahapan dalam kegiatan tersebut, yaitu tahap Literasi Teknologi, guru diberi penjelasan terkait penggunaan TIK dalam  pembelajaran. Materi disampaikan oleh tim pengabdian Ima Kusumawati Hidayat dengan  topik Media Pembelajaran untuk Anak Zaman Now; tahap pendalaman pengetahuan, Guru diajak untuk mempraktekkan pemahaman  terkait literasi teknologi. Berdasarkan RPP yang sudah dibuat oleh para Guru pada kegiatan  sebelumnya, Guru mulai mengembangkan bahan ajar berbasis teknologi. Tim pengabdian  melatih para Guru membuat VILA dengan bantuan aplikasi Animaker dan Microsoft  Powerpoint; tahap kreasi pengetahuan, guru dituntut  mengembangkan media VILA yang telah dibuat; dan Secara garis beras, kegiatan pelatihan ini berjalan lancar dan baik. Namun ada  beberapa permasalahan capaian. Kekuarangan ini terkait hasil asesmen pada tahap  pendalaman pengetahuan. Hanya ada 2 dari 20 guru yang berhasil mendapatkan skor sangat  baik. Hal ini berarti bahwa masih banyak guru yang belum berhasil memberikan elemen  interaksi ke dalam media VILA. Permasalahan ini terkait metode pelatihan secara daring yang belum bisa memberikan pendampingan secara maksimal terhadap para guru. Selain itu juga  durasi kegiatan yang relatif singkat menjadikan proses penyampaian materi hingga  pendampingan belum bisa memberikan keterampilan yang optimal.